Peran Pendidikan Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
ZTVNEWS.ID - Pendidikan memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sejak masa penjajahan Belanda, pendidikan tidak hanya menjadi alat untuk mencerdaskan masyarakat, tetapi juga sarana membangkitkan kesadaran nasional dan semangat melawan penjajah.
Pada awal abad ke-20, banyak tokoh pergerakan nasional lahir dari kalangan terdidik, seperti Ki Haji Dewantara, H. Agus Salim, dan Mohammad Hatta. Mereka mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan baik di dalam maupun luar negeri. Melalui pendidikan, wawasan mereka terbuka tentang pentingnya kemerdekaan dan hak sebagai bangsa yang merdeka. Contohnya, Ki Haji Dewantara mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922, sebuah lembaga pendidikan untuk masyarakat pribumi yang bertujuan membentuk karakter dan semangat kebangsaan.
Tak hanya melalui pendidikan formal, berbagai organisasi pergerakan seperti Budi Utomo (1908), Sarekat Islam (1912), dan Jong Java juga menggunakan pendidikan sebagai alat perjuangan. Mereka mengadakan kursus, diskusi, dan menerbitkan buku untuk menentang penindasan kolonial.
Pendidikan juga membentuk para pemimpin pergerakan kemerdekaan. Melalui proses pembelajaran, mereka memahami strategi perjuangan, membangun jaringan, serta merumuskan ideologi dan cita-cita kemerdekaan. Kaum terpelajar menggunakan kemampuan menulis untuk menyebarkan gagasan melalui buku, surat kabar, dan majalah ke seluruh penjuru Nusantara.
Kesadaran akan pentingnya pendidikan membuat para tokoh perjuangan menjadikannya prioritas, meskipun menghadapi keterbatasan dan pengawasan dari pemerintah kolonial. Semangat ini terus diwariskan hingga akhirnya Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
Kontributor : Alesha - Mahasiswa UNSIA